|
LAPORAN TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH ILMU SOSIAL DASAR
(ISD)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEMESTER II
(DUA) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO LAMPUNG
|
|
|
Nama
|
: Astri Yulianti
|
NPM
|
: 15320028
|
Judul
|
: Pelapisan
Sosial di Masyarakat (Buruh Tani & Tuan Tanah / Pemilik Lahan Sawah)
|
Teori
Relevan
|
Ahmadi (2009:197)
menyatakan bahwa “pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat
(hierarchis)”.
Ahmadi (2009 : 203)
mengungkapkan bahwa ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti berikut ini
:
1.Masyarakat terdiri
dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class)
2.Masyarakat terdiri
dari tiga kelas ialah kelas atas (upper class),kelas menengah (middle class)
dan kelas bawah (lower class)
3.Sementara itu ada
pula sering kita dengar : kelas atas (upper class) , kelas menengah (middle
class), kelas menengah bawah (lower middle class) dan kelas bawah (lower
class).
Soekanto (2003:231)
menyatakan bahwa “sistem lapisan di dalam suatu masyarakat dapat bersifat
tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open social
stratification).
|
Hasil
Kajian/Temuan dan Pembahasan
|
Metode yang saya
lakukan mengenai masalah pelapisan sosial di masyarakat yakni dengan
observasi atau pengamatan. Stratifikasi sosial adalah ukuran kekayaan,
kekuasaan dan wewenang, kehormatan, serta ilmu pengetahuan. Berdasarkan
temuan mengenai pelapisan sosial di masyarakat yang sering saya jumpai yaitu
antara tuan tanah atau pemilik lahan (sawah) dengan buruh tani.
Berdasarkan hasil
observasi / pengamatan saya di Desa Ambarawa Kab.Pringsewu Lampung, saya
menemukan adanya pelapisan sosial yakni para buruh tani yang sedang
mengerjakan lahan pertanian milik tuan tanah (pemilik lahan sawah) yang
sangat luas berhektar hektar. Mengapa saya menyebut ini sebagai pelapisan
sosial ? iya karena tuan tanah / pemilik lahan tidak menggarap sawahnya
sendiri, melainkan mempekerjakan para
buruh tani dan kemudian mengupahnya. Hal ini terjadi perbedaan karena sang
pemilik tanah digolongkan sebagai kelas menengah bahkan kelas atas, karena
memiliki lahan sawah sendiri yang sangat luas dan mengupah para buruh tani
untuk mengerjakan lahan garapannya, bisa dikatakan pemilik lahan sawah memiliki
ukuran kekayaan kelas menengah / kelas atas. Pemilik lahan sawah tersebut
mungkin memiliki jabatan lain dalam pekerjaannya misalnya guru,kepala
sekolah,dosen,bos,dan lain sebagainya selain memiliki lahan sawah. Berbeda dengan para buruh tani yang rela bekerja
berpanas panasan di sawah mengerjakan garapan pemilik sawah untuk mendapatkan
upah demi kelangsungan kehidupannya, bisa dikatakan para buruh tani
digolongkan sebagai kelas bawah karena mereka mungkin hanya memiliki lahan
sawah yang sangat sempit ,sehingga ia mencari penghasilan tambahan menjadi
buruh tani. Dalam masyarakat Jawa buruh tani yang hanya mempunyai rumah dan
pekarangan saja tetapi tidak memiliki tanah pertanian sendiri bisa dinamakan
(kuli karang kropek), dan (indung tlosor) yaitu kelas buruh tani yang tidak
mempunyai rumah dan tanah pekarangan. Hal ini merupakan pelapisan sosial yang
terjadi di masyarakat terutama di desa.
|
Daftar
Referensi
|
Ahmadi,
A (2004).Sosiologi Pendidikan.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Ahmadi,A
(2009).Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:PT
Rineka Cipta.
|
Keterangan
|
Lokasi : Persawahan
di Desa Ambarawa Kec.Ambarawa Kab. Pringsewu Lampung
Waktu : Selasa, 7
Juni 2016
Pukul : 07.00
Dokumentasi :
|
Kamis, 05 Januari 2017
ILMU SOSIAL DASAR Contoh Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar